Jadi “Followers”? Boleh Saja, Asal Tahu Alasannya!
Di era media sosial yang serba cepat ini, kita seringkali dihadapkan pada pilihan untuk menjadi “followers” atau “pemimpin”. Menjadi “followers” seringkali dipandang negatif, seolah-olah kita tidak memiliki pendirian atau hanya ikut-ikutan tren. Namun, sebenarnya menjadi “followers” boleh-boleh saja, asalkan kita tahu alasannya dan tidak melakukannya dalam setiap kondisi.
Kapan Menjadi “Followers” Itu Oke?
- Belajar dari Ahlinya: Saat kita ingin mempelajari sesuatu yang baru, menjadi “followers” dari ahli di bidang tersebut bisa menjadi cara yang efektif. Kita bisa belajar dari pengalaman, pengetahuan, dan keahlian mereka.
- Mendapatkan Inspirasi: Terkadang, kita membutuhkan inspirasi dari orang lain untuk memicu kreativitas dan semangat kita. Mengikuti orang-orang yang menginspirasi kita bisa memberikan dorongan positif dan membuka wawasan baru.
- Menjadi Bagian dari Komunitas: Menjadi “followers” dari komunitas yang memiliki minat atau tujuan yang sama bisa memberikan rasa kebersamaan dan dukungan. Kita bisa berinteraksi, berbagi pengalaman, dan belajar dari anggota komunitas lainnya.
Kapan Menjadi “Followers” Itu Tidak Oke?
- Mengikuti Tren yang Tidak Sehat: Terkadang, tren yang sedang populer tidak selalu baik untuk kita. Misalnya, tren diet ekstrem, gaya hidup konsumtif, atau perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
- Mengabaikan Nilai-nilai Diri: Jika kita terus-menerus mengikuti orang lain tanpa mempertimbangkan nilai-nilai dan prinsip hidup kita sendiri, kita bisa kehilangan jati diri dan tujuan hidup.
- Terjebak dalam “Toxic Positivity”: Terkadang, kita merasa harus selalu positif dan mengikuti pandangan orang lain yang seolah-olah semuanya baik-baik saja. Padahal, penting untuk mengakui dan menerima emosi negatif sebagai bagian dari pengalaman manusia.
Jadilah “Followers” yang Cerdas
Menjadi “followers” yang cerdas berarti kita tahu kapan harus mengikuti dan kapan harus memimpin. Kita tidak takut untuk berbeda pendapat, mempertanyakan sesuatu, atau mencari informasi dari berbagai sumber. Kita juga tidak ragu untuk mengambil inisiatif dan memimpin ketika diperlukan.
Menjadi “followers” bukanlah sesuatu yang buruk, asalkan kita melakukannya dengan sadar dan tidak membiarkan diri kita terbawa arus. Jadilah “followers” yang cerdas, yang tahu kapan harus mengikuti dan kapan harus memimpin. Dengan begitu, kita bisa memanfaatkan pengalaman menjadi “followers” untuk mengembangkan diri dan mencapai tujuan hidup kita.