Luka Bullying vs Pamer Kebahagiaan di Medsos: Saatnya Move On dan Fokus Healing

Pernahkah kamu melihat unggahan media sosial dari seseorang yang dulu pernah membullymu? Mungkin mereka terlihat bahagia, bersenang-senang, dan seolah-olah tidak pernah melakukan kesalahan di masa lalu. Di satu sisi, kamu mungkin merasa lega melihat mereka mendapatkan karma atau merasa kesal karena mereka tampak tidak terpengaruh oleh perbuatan buruk mereka. Bahkan, mungkin muncul perasaan julid seperti, “Norak banget sih, gitu doang di-post.”

Namun, di balik perasaan-perasaan tersebut, ada beberapa hal yang perlu kita renungkan:

  1. Luka Bullying Tak Mudah Hilang: Meskipun pelaku bullying terlihat bahagia di media sosial, bukan berarti mereka tidak pernah merasakan dampak dari perbuatan mereka. Luka yang mereka sebabkan pada korbannya mungkin masih membekas dan sulit untuk dilupakan. Jangan biarkan rasa julidmu menutupi empati terhadap penderitaan yang mungkin mereka alami.
  2. Media Sosial Hanya Sisi Permukaan: Kita tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik layar media sosial. Unggahan bahagia mungkin hanya sebuah topeng untuk menutupi masalah atau ketidakbahagiaan yang mereka rasakan. Jangan terjebak pada ilusi kebahagiaan yang ditampilkan di media sosial.
  3. Fokus pada Penyembuhan Diri: Daripada menghabiskan energi untuk merasa kesal atau julid, lebih baik fokus pada penyembuhan diri sendiri. Ingatlah bahwa kamu berharga dan tidak pantas diperlakukan buruk oleh siapa pun. Carilah dukungan dari orang-orang terdekatmu, lakukan aktivitas yang positif, dan berusahalah untuk memaafkan masa lalu.
  4. Jangan Membalas Dendam dengan Kebencian: Merasa julid atau ingin membalas dendam hanya akan memperburuk keadaan. Kebencian hanya akan meracuni pikiran dan hatimu. Belajarlah untuk melepaskan masa lalu dan fokus pada kehidupanmu sendiri.
  5. Jadilah Pribadi yang Lebih Baik: Tunjukkan pada dunia bahwa kamu adalah pribadi yang lebih baik dari mereka yang pernah menyakitimu. Raihlah prestasi, kejarlah impianmu, dan jadilah inspirasi bagi orang lain.

Ingatlah, kebahagiaan sejati tidak datang dari membandingkan diri dengan orang lain atau merasa julid terhadap mereka. Kebahagiaan sejati datang dari dalam diri sendiri, dari kemampuan untuk menerima diri apa adanya, memaafkan masa lalu, dan fokus pada hal-hal positif dalam hidup.