Dibalik Senyum Lara: Kisah Ketegaran di Tengah Broken Home

Broken Home

Hai, Psikolovers..

Yuk baca cerita tentang Lara.

Langit senja dihiasi semburat jingga, menemani langkah Lara pulang dari sekolah. Tas ranselnya terasa berat, tak hanya berisi buku dan tugas, tapi juga beban pikiran yang menghimpit. Di usianya yang baru 16 tahun, Lara harus menerima kenyataan pahit bahwa kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai.

Rumah yang dulu penuh tawa dan kehangatan kini terasa hampa. Pertengkaran orang tuanya yang semakin sering terjadi, bagaikan pisau bermata dua yang melukai Lara dan kakaknya, Bima. Suasana rumah yang mencekam membuat Lara lebih memilih menghabiskan waktu di kamarnya, menggambar, membaca novel, atau bermain gitar.

Di sekolah, Lara berusaha tampil ceria dan tegar. Ia tak ingin teman-temannya mengetahui masalah keluarganya. Ia selalu tersenyum dan membantu teman-temannya, menjadikannya sebagai siswi yang populer dan disukai. Namun, di balik senyumnya, Lara menyimpan luka yang mendalam. Ia merindukan kasih sayang dan perhatian penuh dari kedua orang tuanya.

Suatu hari, saat Lara sedang duduk sendirian di taman sekolah, Rani, sahabatnya, menghampirinya. Rani tahu bahwa Lara sedang dalam masa sulit dan ingin membantunya. Mereka pun berbincang dan Lara menceritakan perasaannya. Rani mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan kata-kata penyemangat untuk Lara.

Sejak saat itu, Lara dan Rani menjadi semakin dekat. Rani selalu ada untuk Lara, mendengarkan keluh kesahnya, dan memberikan dukungan moril. Lara pun merasa terbantu dengan kehadiran Rani. Ia tak lagi merasa sendirian dalam menghadapi masalahnya.

Lara juga mulai membuka diri kepada Bima tentang perasaannya. Bima pun memberikan dukungan dan pengertian kepada Lara. Mereka berdua saling menguatkan dan berusaha untuk menerima kenyataan pahit perceraian orang tua mereka.

Meskipun Lara masih merasakan luka dan kesedihan, ia perlahan mulai bangkit. Ia belajar untuk menerima kenyataan dan fokus pada masa depannya. Ia bertekad untuk menjadi pribadi yang kuat dan mandiri, dan tidak ingin terpuruk dalam kesedihan.

Lara tahu bahwa perjalanan hidupnya masih panjang dan masih banyak rintangan yang harus dihadapi. Namun, ia yakin bahwa dengan tekad yang kuat dan dukungan dari orang-orang terdekatnya, ia mampu melewati semua itu. Ia ingin membuktikan kepada orang tuanya bahwa ia bisa menjadi anak yang sukses dan membanggakan mereka, meskipun mereka telah bercerai.

Kisah Lara adalah contoh bahwa broken home tidak selalu membawa dampak negatif. Dengan tekad yang kuat dan dukungan dari orang-orang terdekat, anak-anak broken home dapat tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan mandiri.